Lebih Untung Mana sih Jual Telur Butiran Atau Kiloan???

telur puyuh, harga telur puyuh, telur bijian
Ada fenomena menarik yang akhir-akhir ini terjadi di dunia perpuyuhan. Menarik karena fenomena ini dulu jarang terjadi, tapi belakangan dan semakin kesini semakin tampak dipermukaan.

Bagi sobat Dunia Puyuh yang masih awam mungkin ini biasa aja, tapi bagi mereka yang sudah lama apalagi most to old atau yang kawak-kawak fenomena ini cukup menarik untuk diperhatikan dan kemudian dijelaskan.

 Akhir-akhir ini banyak bakul yang mencari telur bijian. Dan ternyata mencari telur bijian pada hari-hari ini sulitnya minta ampun.

 Lho, kok sampean tau mas kalau mencari butiran itu sulit?? 

Oh, nganu mas, berkat rajin nulis gini beberapa peternak ada yang nitip telur untuk dijualkan. Blessing in disque. Coro jowone, rejeki nggak kesangka-sangka mas. Jadi ya sudah, saya nyambi jualan telur kalau ada yang nitip.

Perlu diketahui didunia perdagangan telur dikenal dua aliran besar. Pertama sistem jual telur butiran, dan kedua sistem jual kiloan. Karena itu masih jarang dan mungkin bisa dikatakan mustahil ada penjualan yang memakai sistem literan atau borongan. Hehehe...

Tapi ada juga sistem lain diluar aliran tersebut, yaitu sistem iketan. Meskipun ini sangat jarang terjadi. Sistem ini menggunanakan ukuran penjualan campuran antara butiran dan kiloan. Bingung ya? Ok mari saya jelaskan.

 Biasanya kita melakukan jua beli sistem kiloan dengan menimbang 10 kiloan/tumpuk. Timbangan tepatnya mulai dari 10.30-10.40 dalam tiap kali tumpukan. Hasilnya akhirnya juga tergantung besar kecilnya telur. Kalau telurnya besar-besar bisa berisi 10 eggtre tidak penuh, jika telurnya sedikit kecil bisa sampai 11 tre, bahkan sekarang ada juga yang 9 tre saja.

 Nah dalam sistem iketan bercampur dua sistem antara hitung bijian dan kiloan. Jika dalam 10 lembar eggtrey telur tidak berisi penuh padahal timbangan sudah lebih dari 10 kilo lebih, maka bakul wajib mengisi kekuranganya hingga penuh. Akan tetapi jika dalam 10 lembar eggtre belum mencapai 10 kg, maka bakul juga harus menggenapi samapi genap 10 kg, sekalipun akan ketemu 11 trey.

Gimana, sudah paham??



Sebenarnya tidak banyak yang menggunakan sistem itu. saya baru dengar dari satu orang saja. Kecuali anda juga termasuk dari mereka. Jika iya, maka silahkan saja berkomentar.

 Sekarang kita kembali kepada sistem kiloan dan butiran. Sebenarnya menguntungkan mana sih jual butiran dengan kiloan?? Jika ada yang bertanya seperti ini maka jawabannya tentu saja relatif. Kenapa relatif, karena hasil akhirya tentu saja kembali pada jumlah rerata isi dari telur yang anda punya ketika ditimbang.

 Jika puyuh anda termasuk puyuh lokal atau apapun itu namanya, yang jika ditimbang kiloan didapatkan hasil rata-rata 90 butir per kilo, maka anda bisa main di dua kaki. Artiinya, jika pada suatu waktu harga kiloan lebih bagus dari pada harga butiran, maka anda jual telur tersebut kiloan. Akan tetapi jika pada akhirnya dalam hitungan lebih mahal butiran, maka anda jual dengan harga butiran.

 Lha, terus bagaimana ngitungnya itu mas?? 

Baiklah, mari kita buat ilustrasi hitungannya. Harga telur kiloan hari ini katakanlah 19.500/kg. Sementara harga telur butiran 220/butir.

Maka cara menghitungnya adalah: 19.500/kg : 90 butir = 216.6

Dalam keadaan seperti ini, menjual telur dengan harga butiran tentu akan lebih menguntungkan dibanding dengan kiloan. Tapi, itu jika isi telur perkilo yang anda miiliki, sekali lagi, rata-rata berisi 90 butir. Kalau isinya kurang dari itu ya rugi bandar kalau dijual butiran.

 Jadi kesimpulannya, jika anda termasuk orang yang selama ini menjual telur dengan sistem butiran, padahal jika dibuat kiloan isinya kurang dari 90 butir per kilo, maka saya sarankan anda jual kiloan. karena secara hitungan hal itu lebih menguntungkan.

 Ok, semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar

'; (function() { var dsq = document.createElement('script'); dsq.type = 'text/javascript'; dsq.async = true; dsq.src = '//' + disqus_shortname + '.disqus.com/embed.js'; (document.getElementsByTagName('head')[0] || document.getElementsByTagName('body')[0]).appendChild(dsq); })();