KUTUKAN PUYUH


Salah satu olok-olok sejak mulai sebelum zaman cebong dan kampret lahir adalah bahwa ternak puyuh itu tidak akan membuat orang menjadi kaya.

Kita boleh bilang sekata-kata kalau itu hanya mitos belaka. Tapi faktanya bisa jadi sangat berbeda.

Setidaknya itu bisa diukur dengan cara menghitung rekan yang akhirnya balik kucing dan taubat nasuha ke peternakan ayamnya dari pada meneruskan puyuhnya.

Setidaknya ketika saya tanya  kepada mereka tentang alasannya berhenti terkumpul 3 alasan utama sebagai berikut:

1. Mortalitas yang tinggi
2. Hama
3. Pasar telur yg tidak menentu.

Ok. Sekarang mari kita bahas bersama.

1. Mortalitas Yang Tinggi

Jika dibandingkan dengan unggas lainnya, puyuh memang lebih rapuh. Hatinya sering tidak mudah menerima kenyataan. Bahkan kalau doi bisa mosting setatus pasti dia akan berkata: "Apa guna saya dicintai  kalau akhirnya saya gampang mati " 
eaaa....😂😂

Menurut tata kelola perunggasan, ternak bisa disebut berhasil jika mortalitas tidak lebih dari 5% populasi.

Keterangan lebih kanjut bisa dibaca disini:
http://www.ilmuternak.com/2016/02/tingkat-mortalitas-pada-ayam-broiler.html

Padahal, faktanya kita malah mengalami rasa kehilangan yang lebih banyak dari pada itu. Dan rasa kehilangan itu pedih boy, pedih...😂

Di puyuh kita bisa kehilangan paling bagus 20%. Rata-rata sampai afkir malah bisa 40% per periode produksi.

Masalah mortalitas ini menurut saya adalah kutukan yang belum terselesaikan sampai sekarang.

Kalau sebabnya sih banyak.
1. Biosecurity yg asal
2. Bibit yang gk genah 
3. Cuaca ekstrim
4. Vaksinasi

Penjelasan lebih lanjut silahkan mengikuti kuliah online DUNIA PUYUH yang akan diselenggarakan akhir Bulan ini. 

Registrasi bisa menghubungi no saya 085790380475.

2. Hama
Salah satu perkara yang terlihat sepele namun sering membuat tepuk jidat adalah hama tikus.

Apalagi jika model kandangnya ditempat terbuka. Tanpa pagar tanpa tedeng aling2. Blak beha. Maka seranganya semakin ngerih.

Belum lagi kalau yang di bantai tidak hanya telurnya, tapi juga puyuhnya.

Maka kemudian lahirlah banyak inovasi kandang anti tikus sebagai salah satu solusi.

Karena tikus sekarang tak sedungu dulu. Diumpanin racun tahu lho dia.

3. Harga Telur
Karena 80 persen hasil produksi bersumber dari telur, maka harga menjadi penentu eksistensinya.

Kalau telur ayam negeri semurah apapun masih laku, maka hal itu sangat bertolak belakang dengan telur puyuh yang keberadaanya hanyalah penggembira.

Dibandingkan dengan saudara telur lainnya, struktur telur puyuh punya cangkang paling tipis. Itu berarti daya tahannya dari pengaruh luar sangat rentan.

Karena itu sudah pasti telur puyuh lebih gampang rusak jika dibandingkan lainnya.

Maka, aduhai celakanya jika telur puyuh ditahan lama. 

Sementara yang beredar, inovasi paling banter dari kisah telur puyuh yang bertahan hidup ditengah kerasnya hidup adalah dengan mengasinnya.

Namun sayang, jika kandungan kokestrol telur puyuh sudah tinggi sebelum di asin, ketika di asin semakin menjadi-jadilah kolestrolnya.

Nah, jika 3 kutukan ini bisa diatasi, sungguh beternak puyuh itu adalah hobi yang sangat menyenangkan. Dimaba nganggurnya bisa kita jadikan pekerjaan utama 😂😂


Tidak ada komentar

'; (function() { var dsq = document.createElement('script'); dsq.type = 'text/javascript'; dsq.async = true; dsq.src = '//' + disqus_shortname + '.disqus.com/embed.js'; (document.getElementsByTagName('head')[0] || document.getElementsByTagName('body')[0]).appendChild(dsq); })();