Berapa Dana Yang Dibutuhkan Untuk Beternak Puyuh?

anggaran beternak puyuh, puyuh, harga puyuh, puyuh petelur, telur puyuh

            Ketika harga telur puyuh naik dan gaya hidup peternak puyuh berubah (lebih necis), tetangga, teman, kerabat mulai bertanya-tanya:”berapa sih dana yang dibutuhkan untuk memulai beternak puyuh?

            Dari sekian hal yang berhubungan dengan lini bisnis peternakan puyuh, sebenarnya pertanyaan ini adalah pertanyaan yang paling mudah untuk dijawab jika dibandingkan dengan pertanyaan tentang bagaimana membuat indukan puyuh, bagaimana membuat Auto Coloring System(ACS), bagaimana mempertahankan produksi puncak telur puyuh dan lain-lain. 

            Karena jawaban dari pertanyaan diatas lebih ke aspek teori dari pada praktek. Ini sama dengan bertanya:”berapa uang yang dibutuhkan untuk membeli cabe 5 kilo gram jika harga per kilo gramnya sebesar 50.000 rupiah?”. Meskipun dana yang dikeluarkan untuk puyuh terdapat beberapa item yang berbeda.

            Untuk meringkas penasaran kita tentang berapa dana yang dibutuhkan untuk beternak puyuh, mari kita lihat ikuti penjelasan berikut:

1.      Anggaran Rumah Kandang.

Meskipun puyuh pada dasarnya hidup liar di alam bebas, puyuh perlu dibuatkan rumah kandang ketika diternakkan. Masa iya puyuh yang kita ternakkan kita umbar begitu saja. Ntar kalau pas waktunya makan tinggal kita sms aja;”nak ayo pulang, makan dulu”. Trus, pas waktu nelur kita sms lagi:”nak, mama nggak punya pulsa, tolong kirimin 20 ribu aja ya. Segera!!!”. Hehehe. Ya nggak mungkin gitu lah.

Fungsi rumah kandang ini untuk memudahkan kita mengorganisir puyuh sebagai bawahan kita. hehe. Selian juga bahwa rumah kandang berfungsi untuk menjaga puyuh dari serangan predator seperti kucing, ular dan atau kucing garong berwujud manusia. Iya, maling maksudnya.

Rumah kandang bisa kita buat dengan desain yang paling sederhana. Yaitu dengan menggunakan pagar bambu yang dicampur seng di lapisan paling bawah. Sementara kuda-kuda dan pilarnya bisa kita gunakan bambu atau juga kayu. Untuk atap bisa kita gunakan terpal ataupun asbes.

Untuk ukuran puyuh sebanyak seribu ekor kita cukup memerlukan ruangan sekitar kurang lebih 3x6 meter. Kalau dibuat beli asbes, kayu/bambu pilar dan juga plaster ubin sekitar kurang lebih 5 juta.

Rumah kandang ini termasuk investasi yang sifatnya jangka menengah. Kemungkinan bisa kita gunakan 5 tahun lebih. Jadi jika 5 juta bisa kita gunakan selama 5 tahun, maka per tahun investasi kita untuk rumah kandang sebesar 1 juta rupiah. Murah kan? Iya, murah kalau duitnya balik. Kalau kagak, ya, takdir dah...

2.      Anggaran Untuk Batrei Puyuh.
Jika fungsi utama rumah kandang itu layaknya rumah tinggal bagi kita manusia, maka batrei/batrek ini adalah kamarnya. Gitu ajalah ya enaknya kita ibaratin. Kalaupun iya kamar puyuh itu esklusif pake bingit. Karena dalam kandang batrei itulah doi tidur, mandi, makan, dan juga buang hajat. Sudah kaya hotel bintang 4 dah itu pokoknya.

Fungsi rumah batrei ini untuk membuat partikulasi yang lebih kecil. “Et, partikulasi apaan?” apa aja deh buat kamu, hehe. Pemisahan dalam kelompok-kelompok lebih kecil gitulah intinya.

Untuk mereka yang pemula biasanya beli kandang batrei yang sudah jadi. Harga batrei kapasitas 1000 ekor dipasaran berkisar antara 2.200.000-2.700.000 sesuai dengan kualitas dan bahan yang digunakan.

Harga batrei segitu sudah termasuk nipple (tempat minum) dan tandon airnya. Juga sudah termasuk alas kotoran tampat be’olnya para puyuh. Sudah termasuk juga tempat pakan dan kamar tidunya. “lah, kok ada tempat tidurnya juga? Pakai kasur kapuk apa sping bad?”. Haha, gitu amat nanya’nya. Ya pakai ranjang sederhana lah. Ranjang bambu, Kita orang kan orang yang sederhana, asal bersamamu, hidup akan bahagia. Hehe.

3.      Puyuh Remaja (layer)
Inilah daging dari semua yang sedang kita bahas ini. Ya iyalah, secara yang lain kandang, batrei, pakan, dan ini puyuh. ya jelas ini daging, masak iya ada puyuh tercipta dari seperangkat bambu dan sayur gedeknya? Hehe.

Harga puyuh remaja (umur 30 hari) dipasaran pada kisaran 5000-7500/ ekor tergantung jenisnya. Kalau puyuh peksi harganya memang paling mahal diantara yang lain. Layernya pada kisaran harga 7000-7500 per ekor. Sedang untuk puyuh yang lokal pare berkisar diharga 5000-6000/ ekor.

Jadi dana yang kita butuhkan untuk seribu ekor pertama adalah sekitar 5.000.000-7.500.000 sesuai dengan jenis puyuh yang ingin kita ternakkan.

4.      Pakan (Grower)
Banyak dari kita yang menghitung anggaran dana beternka puyuh hanya sampai pada kandang, batrei, dan puyuh layernya. Seringkali kita tidak menghitung pakan yang kita gunakan sampai puyuh mulai bertelur.

Rata-rata puyuh mulai bertelur mulai umur 38-40 hari. Jadi jika kita berpikir puyuh yang kita beli tadi datang kerumah sudah siap “mak procot” bertelur, itu salah.

Seperti yang saya katakan diatas, rata-rata puyuh mulai bertelur umur 38-40 hari. Apa itu juga berarti seribu ekor kompak nelur bersama pada umur 40 hari? Jawabnnya “tidak”. Biasanya akumulasi telur puyuh pada punak produksi ada pada umur 60-90 hari.

Biaya pakan yang kita butuhkan sampai puyuh berada pada puncak produksi sekitar 8 sak pakan. Jika per sak berisi 50 kg, berarti kita masih butuh pakan 4 kwintal. Jika per sak harga pakan berkisar 300.000, berarti dana yang kita butuhkan adalah 1.500.000.

Untuk mempermudah rekapitulasi biaya diatas, saya buatkan tabel dibawah ini.

No
Nama Kebutuhan
Harga
Total
Ket
1
Rumah Kandang
5.000.000

Masa 5 tahun
2
Batrei
2.200.000

Middle quality
3
Puyuh
5.000.000

Middle grade
4
Pakan (grower)
1.500.000



Total
13.700.000







            Jadi, anggaran awal untuk beternak puyuh adalah 13.700.000 untuk seribu ekor pertama. Nah, mungkin ada yang bertanya;”dana segitu banyak, seberapa lama balik modalnya?”

            Jawabannya:”nantikan pada artikel-artikel berikutnya”

Tidak ada komentar

'; (function() { var dsq = document.createElement('script'); dsq.type = 'text/javascript'; dsq.async = true; dsq.src = '//' + disqus_shortname + '.disqus.com/embed.js'; (document.getElementsByTagName('head')[0] || document.getElementsByTagName('body')[0]).appendChild(dsq); })();