Bakul Nakal Vs Peternak Ganjen


bakul telur, pengepul telur

Pada pelajaran ekonomi umumnya kita hanya mengenal dua peran utama pemain dalam dunia ekonomi. 1) Produksi dan 2) Konsumsi dan 3) Distribusi. Adapun distributor, agen, reseller dan termasuk juga broker itu masuk pada lini produsen.

Kedua-dua dari peran ini (produsen-konsumen) tidak bisa dipisahkan. Karena satu dengan yang lain saling membutuhkan.





Nah sekarang dunia menjadi rumit keterlaluan karena ada yang namanya bakul. Setidaknya ini yang baru-baru ini terjadi di group ternak puyuh. padahal, kalau mau dipikir-pikir ternak kalau nggak ada bakul juga kebingungan. Begitu juga bakul, arep adol opo lek ra enek ternak?

Kalau mau melihat ke belakang (cieee, yang gagal move on) Sebenarnya bukan kali pertama kejadian semacam ini ramai di group. Dulu pernah terjadi juga di group puyuh. Secara timing juga persis; yaitu ketika harga puyuh turun dari mata ke saku, utang numpuk endog nggak payu. Hehehe...

Ya wes, actuually secara hukum misalnya ada penjual secara sengaja bersekutu untuk tidak men-supply barang pada daerah tertentu atau sengaja mempermainkan harga itu jelas melanggar hukum. Orang hukum dagang dan bisnis menyebutnya oligopoli. Ini pelanggaran besar gaes. Tapi besar gajah dijunjung, ringan kutu dipanggul. Opo maksude? Embuh...pokoke ya begitu.
“iki jane ngomongne opo to ket mau ngalor-ngidul nggak nggenah?” hehe, jadi intinya begini, geng. Jangan Cuma jadi bakul nakal yang paling awal nggedabrus ketika harga mulai turun, tapi mbisu katika harga mulai naik.

Jangan juga jadi bakul yang pertama datang ketika harga mahal, dan pertama kali ngilang budal umroh saat harga turun. Karena jualan kayak begini menurut para cerdik pandai dibidang perbakulan tidak akan bertahan lama. Paling-paling ternak yang jadi korban ya yang baru-baru. Lha kalau siklusnya sudah habis, siap-siap dikuyo-kuyo wong sak jagad

Begitu juga dengan ternak. Ojok pisan-pisan jadi peternak ganjen yang doyan ngebanding-bandingin harga kemana-mana, sampai akhirnya nikung pembeli langganannya dengan alasan macem-macem. Akeh tunggale ternak yang ketika diambil telur oleh langganannya ujug-ujug telurnya tinggal seuprit. Yang alasan: buat beli pakan lah, buat nyaur angsuran lah dan lain-lain.

Jangan jadi peternak yang selalu minta harga paling tinggi, karena dinamika bakulan sekarang sudah jauh lebih komplek dari pada dulu. Paling-paling saumpama disuruh kon bakulan dewe nang pasar yo ra iso.

Karena itu, dibutuhkan kerjasama yang baik antara peternak dan bakul untuk sustainabilitas (kelangsungan) bisnis di ternak puyuh ini. Karena bagaimanapun juga perumpamaan antara produsen dan bakul itu seperti raket dan suttle cock, semisal gula dan kopi. Semisal mbokmu lan mbahmu. Saling melengkapi, saling mendukung, dan saling menguntungkan.

Wes, ngunu ae. Ayo gek gegeran yoh.....hahahahaha




2 komentar:

  1. Atrae yo bener ngunu kui ha ha hahaha
    Ternak njauk rego larang,tapi raiso adolle
    Bakul njauk tengkulak rego murah
    Yo di gawe sedengan ae

    BalasHapus
    Balasan
    1. dadi kudu saling pengertian mas, men sugeh bareng...

      Hapus

'; (function() { var dsq = document.createElement('script'); dsq.type = 'text/javascript'; dsq.async = true; dsq.src = '//' + disqus_shortname + '.disqus.com/embed.js'; (document.getElementsByTagName('head')[0] || document.getElementsByTagName('body')[0]).appendChild(dsq); })();