Membedah Genetika Puyuh Oleh Fikri Alfarizi (Topik ke-2)

TOPIC KE-2

Sambungan dari TOPIC KE-1.
Silahkan baca dahulu TOPIC KE-1 agar lebih mudah memahami TOPIC ke- 2 ini.

Apa sudah paham asal muasal puyuh yg kita ternakkan sekarang? Jadi kalo orang ini berkata Galur Murni itu kembali ke nenek moyang. Nenek moyang yang mana ini?? Nenek moyang yang puyuh hutan?? Mau bikin peternak bangkrut??

Mungkin maksudnya nenek moyang yg hasil pengembangan itu pak? Yg sudah di kembangkan.
Kan yang sekarang udh gak orisinil seperti yg awal di kembangkan itu. Oke saya tanya balik.
Dia tau gak literatur puyuh japonica?

Pencarian galur murni untuk mengembalikan literatur seperti awal, langkah pertama yang perlu di pahami adalah memahami literaturnya. Literatur itu apa dan seperti apa? Literatur Galur Murni yang asli itu pasti tertuang dalam catatan di Negeri Matahari Terbit sana. Literatur itu mengacu pada karakteristik si Puyuh itu. 

Misalnya, Literaturnya berupa :

- Telurnya Besarnya rata - rata 12 gram, 
- Produksinya rata-rata 280-300btr /Tahun
- Tinggi nya pada umur matang adalah 15 cm
- Beratnya pada umur matang 1,7 ons.





- Dan lain-lain.

Semua unggas hasil pemuliaan pasti tertuang literaturnya. Jika pada ayam literaturnya ada di buku " American Standard Of Excellent ". Disitu lengkap daftar lengkap literatur Galur Murni pada macam-macam ayam dan bebek yg di ternakan sekarang.

Buka link ini untuk melihat isi buka " American Standard of Excellent' :
https://archive.org/stream/cu31924003033887#page/n7/mode/2up

Nah, jika sudah paham literaturnya maka silahkan cocokkan dengan puyuh yang sekarang kita ternakkan. Apa benar literaturnya sudah berbeda?

Seseorang yang paham literatur puyuh jepang pun pernah berkata, bahwa literatur puyuh jepang di negeri matahari terbit sana itu masih sama dengan puyuh jepang yang kita ternakkan sekarang.

Jika sama, lalu buat apa cari cari Galur Murni??? Buat apa??

Jikalaupun sudah berbeda, sudah terjadi penurunan mutu. Maka untuk mendapatkan kembali Puyuh dengan literatur seperti awal adalah dengan melakukan pemurnian.Pemurnian dengan puyuh yang mana??

Ya puyuh yang memiliki literatur seperti dalam catatan itu. Ya yang pasti, lakukan pemurnian dengan Galur Murni yang di Jepang sana. Kalau tidak salah di Universitas Hokkaido. Jadi situ ke Jepang sanah, lobby-lobby tu yang punya wewenang. Gimana caranya ente bisa bawa kesini tu Galur Murni Japonica. 


Oke, anggaplah ente berhasil bawa pulang tu puyuh. Sampe sini tu puyuh apa bisa lagsung masuk kandang ente?Belom bisa pak!!! Masuk balai karantina dulu. Di karantina tu puyuh ente dari jepang. Di cek dulu selama 3 bulan apa dia bawa penyakit atau enggak. Nah sampe sini udh paham gak susahnya??

Oke anggeplah lolos tu balai karantina. Kemudian ente lakukan pemurnian. Dan perlu ente tau, pemurnian itu gak cukup 1-2 periode. Butuh lebih dari 10 tahun untuk melakukan pemurnian. Untuk melakukan keseragaman dari puyuh tersebut. Karena anda harus menyeragamkan segala sifat yang ada di japonica tsb. Seluruh literaturnya harus sama.

Itu kalau mulus, kalo dijalan tewas? Abis cerita ente. Maka itu, jika esensi Galur Murni itu kembali ke nenek moyang nya karna puyuh saat ini sudah turun mutu nya. Maka hal tersebut adalah salah. Keliru.

Karena sampai saat ini, Japonica masih sama literaturnya seperti di Negeri Matahari Terbit sanah. Dan apabila pun dilakukan pencarian Galur Murni karna penurunan mutu, maka caranya bukanlah silang sanah silang sinih. Bukan demikian. Itu adalah hal bodoh yang saya temukan.









1 komentar:

'; (function() { var dsq = document.createElement('script'); dsq.type = 'text/javascript'; dsq.async = true; dsq.src = '//' + disqus_shortname + '.disqus.com/embed.js'; (document.getElementsByTagName('head')[0] || document.getElementsByTagName('body')[0]).appendChild(dsq); })();