Bakul Zaman Now dan Strategi Self Disruption

Sekitar 3 bulan yang lalu ada seorang bakul,  sebut saja Sahabat Dilan yang datang ke tempat kita.

Sahabat Dilan ini termasuk bakul yang sudah terjun lama di dunia perendokan. Sekitar 150 bulan 2500 hari gitu lah kurang kurangnya. 15 tahunan keleus....😈

Setelah salam dan sebagaianya,  ngobrol ngalor ngidul dan seterusnya,  sahabat Dilan mengutarakan maksud dan kedatangannya.

Awalnya terlihat kagok,  radak malu campur gak enak gitu. tapi diluar dugaan,  bakul ini menawarkan anaknya untuk dijadikan istri saya.

Nah,  saya kan kaget luar biasa ya. Tapi alhamdulilahnya saya masih bisa mengendalikan diri. 

Tahu kenapa??
Ya karena itu cuman angan2 saja 😂. Dan nggak pernah terjadi.

Maksud hati sahabat dilan datang ke rumah adalah untuk mengajak bekerja sama dalam dunia perendokan.

Sahabat dilan dalam cerita prolognya cerita banyak soal bakul zaman bro versus bakul zaman now.

Bakul zaman bro menurut beliau ditandai dengan dominasi,  modal yang bejibun,  serta minimnya persaingan.

Sedang bakul zaman now ditandai dengan melubernya informasi, jangkauan jaringan antar ternak dan bakul yang tanpa sekat,  serta banjirnya persaingan.

Terhitung sejak kurang lebih 5 tahun terakhir,  masih menurut sahabat dilan,  adalah tahun-tahun kritis bagi bakul.

Jika dulu bakul jakarta atau bandung hanya tau informasi satu arah dari bakul relasinya di Blitar,  sekarang keadaan sudah jauh berbeda.

Bakul Jakarta /Bandung sekarang sudah bisa mengakses langsung peternak. Bahkan armada dan orangnya juga diterjukan langsung ke Blitar.

Ya,  dengan bermodal social media dan chating sekarang bakul jakarta dan bandung bisa kapan saja menyapa peternak didaerah dengan cara yang so easy.  Gak perlu pakai prangko dan gak perlu kurir.

Cerita sahabat dilan menjadi menarik saat beliau bercerita soal strateginya menghadapi kenyataan yang sedang terjadi.

Jika bakul sekarang punya inisiatif demikian yang mengancam eksistensinya,  maka sahabat dilan juga tak mau kalah.

Sahabat dilan lantas berpikir mengalihkan modal bakulannya ke peternakan. Ada yang dipegang sendiri,  beberapa ada yang di sharing ekonomikan (baca: bagi hasil).

Dengan strategi semacam ini sahabat dilan tidak perlu mikir terlalu dalam soal cost makelaran yang sebelumnya terjadi jika semua bahan baku ngambil dari peternak.  Karena sumber daya bahan baku jualan sebagian besar sudah bisa dibuat sendiri.

Tak cukup disitu ternyata.
Belajar dari pengalaman yang lalu, dan tidak ingin menunggu terjepit pahit seperti sebelumnya, sahabat dilan mempunyai inisiatif meluaskan bisnisnya di bidang pasca produksi. Yaitu dengan membuka mini resto kekinian: AYAM GEPREKAN.

=====================================

Pak Rhenald kasali dalam bukunya Disruption menjelaskan panjang lebar tentang revolusi bisnis zaman now.

Jika orang-orang dulu berpikir punya uang dulu baru mulai berbisnis, orang-orang zaman now berpikir sebaliknya. Bisnis dulu maka uang akan datang kemudian.

Caranya simple.  Bisa dengan jadi dropshiper,  makelar lewat e commerce seperti bukalapak dan tokopedia dan atau jadi pelapak yang cuman modal gambar aja.

Bisnis zaman now menantang semua orang untuk men-chalege diri sendiri tanpa harus menunggu pesaing melampaui. Inilah yang disebut DISRUPTION. Hancurnya sekat sekat lama yang membelunggu tersebab datangnya zaman digitalisasi.

Jadi,  Dilan, bersediakah kau Milea direbut orang karena kamu enggan belajar melampai dirimu sendiri??

BAKUL ITU BERAT,  DILAN. KAMU TIDAK AKAN KUAT, BIAR AKU SAJA 😍😍😍

Tidak ada komentar

'; (function() { var dsq = document.createElement('script'); dsq.type = 'text/javascript'; dsq.async = true; dsq.src = '//' + disqus_shortname + '.disqus.com/embed.js'; (document.getElementsByTagName('head')[0] || document.getElementsByTagName('body')[0]).appendChild(dsq); })();