MINDSET BETERNAK PUYUH

ternak puyuh, cara ternak puyuh, manajemen puyuh
Ada yang menarik dari apa yang ditulis oleh Carol S Duwek dalam bukunya yang berjudul MINDSET. 

Dalam buku ini banyak diangkat mitos lama yang kadung menyebar di masyarakat bahwa mindset dan turunannya berupa bakat itu adalah bawaan lahir. Gawan bayi. TAKDIR YANG TIDAK BISA DIRUBAH. 

Lantas dibuatlah beberapa skenario percobaan untuk membuktikan bahwa seseorang itu bisa berubah dari kejabang bayiannya itu dengan trigger dan stimulus. DAN TERBUKTILAH. 

Karena itu, bagi mereka yang meyakini adanya fixed mindset, kondisinya sekarang yg sedang mereka alami itu bagi mereka ya takdir. 

Tapi bagi mereka yang meyakini bahwa mindset itu bisa berubah (non fixed mindset) maka setiap kondisi itu bisa mengalami perubahan. Setiap nasib bawaan itu bisa dilatih meskipun dengan tahapan. 

------------------------------------
Membaca buku ini membuat saya kepikiran sama omongane arek2 kebanyakan. Bahwa peternak itu nasibnya ya ajur bawaan. manut apa kata pabrik pakan, dan sudah nasib kalau jadi ajang bulan-bulanan bakul perendokan. 

Karena itu, kemudian beban ternak lantas dicarikan ruang penyalahan kepada para bakul. 

"Iki goro-goro bakul DOQ ra gelem ngempet tetesan. Obral wae, akhire rego endok jeblok"

"Nyatu penak ki panggah bakul endok. Tuku larang bati, tuku murah yo panggah bati" 

"Pabrik pakan ki lek larang ae ndang kemintil lek mundak, basan wayae mudun pikun"

ngunu kui ra sampean? opo kurang dramatis?😂

Padahal bagi ternak yang lain,  dan ini biasane gur sak icrit,  mereka punya jalan berbeda(non fixed mindset). 

Mereka ini selalu berada di pojokan, diam-diam berusaha, gk cuman nyalahin takdir. 

Diantara mereka yg saya temui contohnya,  nyampur pakan puyuh itu gk pakai pakan jadi.  Tapi pakai pakan layer ayam,  dicampur jagung yg harganya murah itu sekarang dan bekatul. Harganya bisa cuman 5000-5200/kg dengan protein 20%.

Yang lain lagi ada yang membuat pakan fermentasi. kenapa fermentasi? karena fermentasi membuat pakan yang seharusnya hanya terserap 60% dalam tubuh puyuh bisa meningkat menjadi 80% lebih. 

Yang lain lagi, ada yang pakai pakan jadi ayam yang lebih murah dari pakan jadi puyuh. dengan protein 18%. Dan hasilnya juga bisa dibuktikan. 

Itu tadi soal pakan yang memang menjadi beban biaya paling berat selama beternak. 

Lalu soal indukan dan peranakan. 

Emang ada aturan kalau ternak gk boleh netesin sendiri sampai kita harus nyalah-nyalahin mereka yang jualan DOQ?? 

Banyak ketakutan yang terjadi umumnya begini: jika semua ternak bisa netesin sendiri apa populasinya tidak mbeludak?? opo ora banjir endok? 

Kalau bludak emang kenapa?? Takut bangkrut?? 

Logikanya seharusnya kan kalau ternak bisa buat DOQ sendiri maka bakul DOQ berkurang karena pasarnya berkurang? 

Kok jadi ternak yang takut? Harusnya kan mereka yang bakul DOQ yg takut?? iya gak? 

Terakhir dan yang sering sekali jadi sasaran kesalahan adalah bakul telur. 

Jadi begini saudara-saudari sekalian yg kami cintai. 

Mindset bakul telur yang benar itu adalah terbukanya pasar dan bertambahnya konsumen sebab tawaran dan pilihan yang beragam. 

Singkatnya begini, jika dulu pas kamu ternak kamu hanya titip jual ke pengepul dan pengepul itu mentok, maka pasar brati sudah klimax. 

Ndilalah dalam kondisi seperti itu kamu keluar kandang, mendobrak alasan-alasan lalu mulai menawarkan kesana kemari telur puyuh mungil itu. 

Katakanlah dari 10 orang yang kamu tawari ada 5 orang yang menjadi konsumen. Dan dari 5 orang itu 3 diantaranya jadi pelanggan setia. 

Karena 3 pelanggan setiamu itu merasakan benefit dari endokmu/produkmu itu, akhirnya kemana-mana mereka cerita ke temen-temen dekat,  rapeduli arisan, majlis taklim, dan tempat rasan2 😂

Lalu mulai tertariklah teman mereka mencoba. Dan begitu seterusnya hingga pasar sedikit demi sedikit terbuka. 

Sampai diujung NASIB, kamu nanti jadi bakul besar dengan sederet konsumen baru dan inovasi produk baru. 

Bakul itu hanya marah kalau kamu nikung dari belakang. Kalau kamu utang tapi endokmu kamu kasihkan ke orang lain tanpa jelas pertanggung jawaban. misalnya. 

Diluar itu, harusnya mereka baik2 saja dan sayang padamu karena sudah jadi saingan yang menciptakan pasar baru. 

Maka, mulai sekarang, rapikan mindset kita masing2. APAKAH KITA TERNAK SUNGGUHAN ATAU HANYA TERNAK SALAH-SALAHAN seng isone gur nyalahke orang lain dan keadaan. 

Salam Cinta dan Sayang 😘
Dunia Puyuh
085790380475

Tidak ada komentar

'; (function() { var dsq = document.createElement('script'); dsq.type = 'text/javascript'; dsq.async = true; dsq.src = '//' + disqus_shortname + '.disqus.com/embed.js'; (document.getElementsByTagName('head')[0] || document.getElementsByTagName('body')[0]).appendChild(dsq); })();